TOPIKTAKALAR.12 NOVEMBER
Debat terbuka pasangan calon bupati dan wakil bupati Kabupaten Takalar pada selasa malam memanas, berujung pada pengusiran tim pemenangan paslon nomor urut 1, M. Firdaus Dg Manye dan Hengky Yasin, oleh KPU Takalar. Keputusan tegas ini diambil usai dugaan bahwa tim Firdaus-Hengky melakukan tindakan yang dianggap tidak etis dengan melontarkan olokan kepada pasangan Syamsari Kitta dan H. Natsir (SK-HN), yang mengganggu jalannya debat.
Pemicunya adalah ulah tim Firdaus-Hengky yang memicu ketegangan dengan ucapan yang membuat tersinggung putra asli Takalar. Bahkan, suasana debat semakin memanas dengan adanya teriakan “Gowa” dan “China” yang menggema di ruangan, sehingga membuat suasana menjadi tidak kondusif.
Insiden ini terjadi ketika Syamsari, calon petahana yang dikenal piawai dalam menyampaikan visi dan misi, menjelaskan konsep pembangunan Takalar sesuai tema debat. Kemampuannya dalam memaparkan gagasan dinilai memancing respons negatif dari tim lawan, yang diduga tidak mampu menawarkan konsep yang sejalan dan sesuai dengan tema.
Ketua Tim Pemenangan SK-HN, Idris Leo, menyampaikan kekecewaannya terhadap insiden ini dan menyatakan bahwa tindakan tim Firdaus-Hengky tersebut tidak mencerminkan etika dan moral masyarakat Takalar. “Kami, orang Takalar, menjaga etika dan harga diri. Tindakan mengolok-olok dalam forum publik bukanlah cerminan dari nilai luhur kami,” tegas Idris.
Idris menambahkan bahwa debat kandidat seharusnya menjadi ajang pemaparan solusi untuk persoalan daerah, bukan tempat untuk menyerang pribadi. “Debat ini adalah kesempatan bagi masyarakat untuk melihat visi dan konsep para calon, bukan untuk saling merendahkan,” lanjutnya.
KPU Kabupaten Takalar menegaskan bahwa keputusan untuk mengeluarkan tim Firdaus-Hengky dari lokasi debat diambil untuk menjaga suasana tetap kondusif dan sesuai dengan tujuan debat kandidat, yakni sebagai wadah penyampaian visi, misi, dan program kerja. “Kami ingin debat ini menjadi forum yang sehat, agar masyarakat dapat menilai calon pemimpin mereka dengan objektif,” kata seorang perwakilan KPU Takalar.
Insiden ini pun menuai reaksi luas dari masyarakat Takalar yang menuntut agar proses Pilkada berlangsung bermartabat dan menghormati nilai-nilai demokrasi. Banyak warga berharap ke depan, pemilihan dapat berjalan lebih santun dan menjunjung tinggi semangat kebersamaan tanpa tindakan yang menyinggung perasaan.